Pubertas adalah peralihan dari masa anak-anak menuju dewasa. Remaja di usia 11-18 tahun akan mengalami masa ini, di mana mereka mulai merasakan perkembangan fisik dan psikis secara bertahap.

Pubertas merupakan masa-masa yang rawan, karena sebagian ahli berpendapat, seseorang akan mulai mengenali dirinya sendiri pada masa ini. Maka, tidak heran jika pubertas mengundang berbagai gangguan kesehatan yang sebelumnya tidak pernah dibayangkan. Salah satunya, adalah anoreksia nervosa.

Sekilas Anoreksia Nervosa

Anoreksia nervosa adalah masalah gangguan makan yang bersifat psikologis, di mana pengidapnya sangat terobsesi memiliki tubuh sekurus mungkin. Pengidap anoreksia nervosa akan selalu merasa dirinya gemuk, dan terus berupaya menurunkan berat badannya, padahal kenyataannya berat badannya telah jauh di bawah garis normal.

Anoreksia nervosa umumnya menjangkiti remaja putri dan wanita dewasa muda. Usia 16-17 tahun dianggap merupakan usia paling rawan bagi munculnya gangguan ini. Di usia itu, remaja putri mulai memperhatikan penampilannya dan berusaha membuat berat tubuhnya seideal mungkin agar terlihat sempurna di mata lawan jenis.

Untuk membuat tubuh mereka tetap kurus, pengidap anoreksia nervosa akan membatasi porsi makannya menjadi sesedikit mungkin, berolahraga berlebihan untuk membakar kalori, dan berusaha memuntahkan kembali makanan yang dikonsumsi, entah dengan obat pencahar, obat penekan nafsu makan, atau memasukkan tangan ke mulut.

Gejala Anoreksia Nervosa

Gejala yang timbul pada pengidap anoreksia nervosa dapat dikenali seperti di bawah ini:

  • Penurunan berat badan yang signifikan dan dalam waktu singkat. Pengidap akan tampak sangat kurus.
  • Selalu menimbang berat badan, hampir setiap saat.
  • Selalu memperhatikan bentuk tubuh di depan cermin, dan sering menyatakan ketidakpuasannya pada ukuran tubuhnya.
  • Sering memuntahkan kembali makanan yang baru saja dimakan.
  • Suka berbohong ketika ditanya sudah makan, padahal kenyataannya belum makan selama berjam-jam.
  • Sangat memperhatikan jumlah kalori, glukosa, dan lemak pada makanan.
  • Mudah tersinggung bila membicarakan berat badan.
  • Sering menggunakan obat pencahar atau obat penekan nafsu makan.
  • Pada anoreksia akut, pengidap bisa mengalami depresi, rendah diri, bahkan cenderung melukai diri sendiri.

Jika tidak segera ditangani secara serius, anoreksia nervosa dapat menyebabkan gangguan kesehatan lain yang lebih serius. Beberapa komplikasi anoreksia tahap rendah sampai sedang misalnya kerontokan rambut, denyut jantung tidak teratur, anemia, dan menstruasi tidak lancar. Sedangkan pada anoreksia akut, pengidapnya bisa mengalami gagal jantung, kerusakan otak, kemandulan, sampai kematian akibat kekurangan gizi.

Pengobatan Anoreksia Nervosa

Karena bersifat psikologis, maka pengidap anoreksia nervosa juga sebaiknya didekati dan diajak bicara dari hati ke hati. Jika ada keluarga atau kenalan yang menunjukkan gejala anoreksia, sebaiknya disarankan dengan halus untuk menghubungi petugas medis.

Penanganan terhadap anoreksia meliputi terapi psikologi, saran-saran tentang makanan dan nutrisi, dan mungkin dokter akan meresepkan obat tertentu. Pengidap anoreksia rendah dan sedang biasanya cukup dengan rawat jalan dan terapi psikologi, sedangkan pengidap akut biasanya harus rawat inap di rumah sakit.

Pengidap anoreksia tidak mungkin serta merta sembuh. Perlu beberapa bulan, bahkan tahun, agar pengidap bisa kembali ke pola makan sehat dan berat badan ideal. Selain itu, diperlukan tekad yang kuat untuk menyingkirkan gambaran-gambaran takut gemuk dan ambisi untuk terus sekurus mungkin.

Sayangnya, anoreksia nervosa tidak bisa dicegah secara medis. Namun, pendidikan yang tepat dari orangtua sejak dini sangat berpengaruh menekan resiko ini. Tanamkan pada anak-anak pola makan sehat dan berat badan ideal yang nantinya akan mendukung kualitas hidup.

LEAVE A REPLY